Tik..kritik..kritik..kretek..kretek…..tek.tek..tek……….Tttttttttt……………………
……………………….…………ttttttt……………………………………………………………………….
……………………….…………ttttttt……………………………………………………………………….
……………………………………………….
.............................
.............................
Begitulah kira
– kira awal bunyi dari air yang jatuh dari langit atau biasa disebut dengan
hujan. Yang jatuh membentur sisi – sisi genteng tanah liat di atap rumah. Satu,
dua, tiga susul – menyusul butir – butir air hujan jatuh membasahi tanah yang
sebenarnya belum terlalu “haus” karena masih terlihat lembab sisa hujan kemarin
sore. Irama air jatuh yang awalnya pelan kemudian berubah menjadi berkali –
kali lebih cepat. Seolah mereka saling berebut, berlomba - lomba untuk
menyentuh permukaan tanah. Terlihat di halaman rumah beberapa ekor ayam
berlarian berpencar mencari tempat berteduh, menghindar dari serbuan serpihan
air yang datang beratus, bahkan berribu – ribu meter dari atas langit.