TRAP ON AIRPORT #1

Yuhuu…! Wahai para sobat readers gaul dimanapun anda berada. Setelah melewati berbagai rintangan, cobaan dan halangan yang menghadang, akhirnya Fr Studio bisa kembali memberikan kembali tulisan – tulisan yang sebenarnya tidak begitu penting. Nah, sebelumnya Fr Studio mo minta maap bagi para sobat readers semua karena seperti yang sobat – sobat ketahui semuanya, berhubung I’m work at remote area ( baca : area terpencil), so saya belum bisa begitu rutin untuk mengupdate blog ini. Tapi jangan khawatir, karena berkat doa restu dari kedua Orang tua dan semangat dari teman – teman semua, saya akan berusaha semaksimal mungkin mengupdate blog ini secara rutin (hiks, mengharukan sekali y?).

Ok, tidak perlu berlarut – larut, posting kali ini mungkin akan menjadi Posting bersambung (Postber) pertama saya. Kenapa dibuat bersambung? Itu karena kemarin saya baru menginjak e** kucing (?), oh bukan. Alasan paling mendasar tentu saja karena memang pokok bahasan kali ini cukup panjang untuk dijadikan hanya satu postingan saja. yap, postber saya ini tentang pengalaman saya “terjebak” di Bandara selama kurang lebih 5 tahun (??),maksud saya selama 24 jam Waktu Indonesia Barat. So,

Alkisah, kejadian ini bermula pada saat saya sedang berada di Ibukota tercinta yaitu Jakarta. Jangan ditanyakan sedang apa saya di sana, yang jelas bukan untuk cari botol – botol bekas, ataupun untuk demo menurunkan harga sendal jepit. Tapi yang jelas saya di Jakarta dalam rangka untuk perjalanan kembali ke tempat kerja yaitu di ……………………. (bila ingin mengetahui isi titik – titik tersebut, silahkan bertanya di kolom komentar  J ). Nah, ceritanya saya belum pesen secarik kertas yang bertuliskan nama, maskapai dan jadwal penerbangan atau yang lebih ngetren disebut sebagai Tiket. Jadi, saya dengan modal tekad (dan nekat tentunya) mencoba peruntungan dengan cara datang langsung ke Bandara dan membeli tiket langsung untuk hari itu juga. Memang agak riskan, karena sebetulnya agak susah mendapatkan tiket secara mendadak seperti itu, namun apa daya tangan tak sampai (nggak nyambung). Saya menuju bandara Soekarno Hatta berangkat dari stasiun Gambir kemudian naik Damri dengan tariff Rp. 20.000,- jadilah saya nyampai bandara menggunakan mass transportation tersebut.

Ok, saya akan kasih tips pertama bagi para sobat readers yang belum pernah sama sekali ke Bandara menggunakan transportasi massal (seperti saya). So, tips yang pertama adalah kenali terlebih dahulu tujuan kita. Ini memang terdengar agak janggal sih, masa’ kita nggak tau kita mau kemana?. Ok, bukan itu maksud saya, tapi kalau di Bandara Soekarno Hatta ada beberapa terminal keberangkatan dan kedatangan yang dipisah menurut tujuan masing – masing penerbangan, jadi misalnya kalo kita mo ke Zimbabwe akan beda gedung terminalnya dengan penerbangan yang mau ke Surabaya. Jadi berhati – hatilah, karena bila anda salah turun, dijamin anda akan mengalami yang namanya kesasar! Dan akibat kesasar tersebut adalah kita bisa ketinggalan pesawat, ataupun mengalami yang namanya lecet dan memar pada kaki dikarenakan jarak antar terminal itu sangat lumayan, mungkin seperti jarak antara bukit Sofa dan Marwa. Waktu itu hamper saja saya slah turun di terminal keberangkatan Internasional, huft nggak kebayang bila saya nanti nyasar ke Hongkong. So be carefull!

Nah, akhirnya sampailah saya di terminal keberangkatan Domestik dan mulailah petualangan saya menjelajahi satu demi satu counter maskapai penerbangan yang ada untuk menanyakan tentang tiket pesawat untuk keberangkatan hari itu. Seperti dugaan saya sebelumnya, hamper semua counter yang saya datangi memberikan jawaban yang sama dari pertanyaan yang sama pula. Mungkin seperti inilah kira – kira percakapan saya di masing - masing counter tersebut.

Petugas         : selamat pagi, ada yang bisa di bantu pak?

Saya                : mbak mo tnya pesawat untuk hari ini ke ********* msih ada nggak mbak?

Petugas         : oh maaf hari ini sudah penuh pak..

Saya                : oh..(pasang wajah memelas) gitu ya mbak? Masa’ satupun nggak ada yg kosong mbak?

Petugas         : maaf pak, tapi memang semua penerbangan untuk hari ini sudah terisi semua pak..

Saya                : Oh, masa’ nggak bisa diusahain gitu mbak, Cuma satu orang aja… (melas tp agak ngotot)

Petugas         : sekali lagi maaf pak, tapi hari ini memang sudah penuh semua..(mulai jengkel)

Saya                : oh.. ya udah mbak kalo gitu, saya pesen bakso satu sama es teh manis aja ya…

Ya begitulah kira – kira isi dialog saya dengan petugas maskapai, kecuali baris yang terakhir. Ternyata memang saya salah perhitungan sebelumnya. Saya tidak memperhitungkan bahwa hari itu adalah hari libur dan termasuk cuti panjang akhir pekan!. Untuk hari – hari biasa aja susah cari tiket mendadak, apalagi  hari libur?. Yah, apa boleh dibuat, memang nasi sudah menjadi basi.

                         Nah Tips Kedua adalah bila anda merencanakan suatu perjalanan liburan menggunakan pesawat terbang ataupun alat transportasi lainya, pastikan anda telah melihat Kalender!. Ini penting!, karena tentu saja hari keberangkatan akan mempengaruhi ketersediaan tiket. Seperti misalnya hari libur akan lebih susah mendapatkan tiket dibandingkan dengan hari biasa (ya iyaalah.. kagak usah dikasih tau juga orang ngerti sendiri kalee..), dan tentu saja bila kita bepergian pas hari libur, orang akan tambah ramai memadati stasiun atau terminal – terminal yang ada. Dan itu artinya………… waspadalah….waspadalah!

                        (Bersambung.....)