Yap
sebagian sobat readers pasti agak asing dengan kata - kata “nggawan”, taapii,
bagi para sobat readers yang berasal dari Bojonegoro pasti sudah sangat akrab
dengan kata – kata ini. Ya, nggawan memang bahasa jawa yang diambil dari
kata”Bengawan atau sungai yang lebar” dengan tentunya dipengaruhi dialek khas
Bojonegoro jadi lah kata “Nggawan” dan kata ini biasa digunakan untuk
mengartikan sungai Bengawan Solo.
Oh
ya, sebagai sekedar informasi bahwa sungai Bengawan Solo adalah sungai terpanjang
di Pulau Jawa (itu menurut mbah Wikipedia
sih). Dan seperti namanya, sungai ini berasal dari Solo (ya iyalah, mana
mungkin dari hongkong!) atau dinamakan demikian bisa juga karena sungai
ini mempunyai hulu di Solo. Membentang sejauh 548,53 km dari Jawa
Tengah sampai ke Jawa Timur, dan bermuara di Kabupaten Gresik. (lagi – lagi
menurut Wikipedia)
Bojonegoro pun patut berbangga hati
sebagai salah satu daerah yang dilintasi oleh sungai Bengawan Solo, karena
sungai ini sangat terkenal sob! Bukan hanya di Indonesia, tapi juga di manca
Negara. Gara – garanya tidak lain dan tidak bukan memang karena lagu Bengawan
Solo yang diciptakan oleh mbah Gesang yang memang melegenda. Bengawan Solo………Air mengalir sampai jauh……..
akhirnya ke laut…….. (nada ¼ kunci B +).
Bahkan
di Bojonegoro sampai dibuatkan tempat yang bernama Taman Bengawan Solo!. Terletak
di sepanjang pinggir bengawan Solo di dekat
pasar Kota Bojonegoro. Di situ kita bisa duduk – duduk sambil nongkrong,
ditemani oleh segelas kopi ataupun teh manis. Sambil menikmati hamparan sungai
Bengawan Solo yang membentang, angin semilir berhembus sepoi - sepoi, nyiur
melambai – lambai, pasir semi putih yang menghampar (ini sungai apa pantai sih??).
Sebenarnya saya ada impian bahwa nantinya TBS (Taman Bengawan Solo) akan
mempunyai balkon atau suatu pelataran yang agak luas dan terletak condong
kearah sungai, di tempat tersebut di beri gazebo – gazebo untuk nongkrong dan
disekitar kawasan tersebut dijadikan kawasan hijau / ditanami pohon – pohon
seperti pinus, dsb. Seperti taman – taman di luar negeri gitu, kalau itu
terwujud Wah nanti pasti bakalan lebih syahdu.
gambar diambil dari dennysakrie63.wordpres. |
Dan kita bisa melihat di kejauhan, beberapa
orang yang sedang menyeberangi sungai Bengawan Solo menggunakan rakit. Oh ya,
orang yang biasa menjajakan jasa menyeberangkan orang di sungai ini disebut
penambang, jadi bukan orang yang menambang mineral ataupun bahan tambang yang
lain, tapi istilah penambang di sini memang ditujukan untuk mereka. Saya kurang
tahu juga kenapa kok disebut demikian, tapi menurut analisis dan hipotesis dari
FR Studio (ilmiah baangeeet), mungkin jaman doeloe, orang – orang yang
menyeberangkan menggunakan rakit tersebut juga menggunakan tali tambang yang
melintang / memotong bengawan solo, jadinya mereka ga pakai galah ataupun mesin
seperti sekarang, tapi menarik rakit dengan tangan kosong yang berpegangan pada
tali tambang tersebut, makanya disebut penambang atau berarti orang yang
menggunakan tali tambang. (kalo gak salah :p ).
Seperti halnya di tempat lain, sungai merupakan
salah satu elemen yang sangat penting. Itu tentu tidak lepas dari sifat manusia
yang membutuhkan air yang sangat banyak untuk berbagai keperluan. Di berbagai
tempat yang lain, sungai ada yang dimanfaatkan sebagai jalur transportasi,
tempat mencari mata pencaharian, tempat
berniaga, bahkan sampai dijadikan sebagai objek wisata. Nah, di Bojonegoro,
sungai Bengawan Solo dimanfaatkan sebagian besar untuk irigasi pertanian.
Walaupun toh memang kurang bisa menjangkau daerah yang agak jauh dari sungai. Namun
selain dari sungai Bengawan Solo, juga masih ada sungai – sungai kecil / anak sungai
bengawan Solo yang bisa digunakan untuk keperluan irigasi tersebut. Cara
mengambil air dari sungai tersebut tentu saja menggunakan mesin diesel yang berfungsi menyedot air dari
sungai dan kemudian memompakannya ke parit – parit atau pipa –pipa yang kemudian
dialirkan ke masing – masing sawah. Selain untuk pengairan pertanian, sungai
Bengawan Solo di Bojonegoro juga banyak dimanfaatkan untuk diambil pasirnya.
Terlepas masalah ke-legalan usahanya, namun pengambilan pasir sebagai material
bangunan ini sedikit banyak juga membuka lapangan kerja dan sumber rezeki bagi
sebagian warga Bojonegoro. Walaupun dalam waktu akhir – akhir ini disoroti karena
terkait dampak lingkungan, tapi sebenarnya menurut saya sah – sah saja asal
tidak berlebihan dan melampaui batas. Dan memang perlu adanya solusi bersama
mengenai penataan area – area mana saja yang boleh diusahakan dan izin – izn
mengusahakanya.
Itulah tadi beberapa manfaat yang
diambil dari sungai Bengawan Solo yang ada di Bojonegoro. Tapi saya ada
kenangan waktu kecil tentang Bengawan Solo, yaitu saya dulu seneng banget main
ke “Nggisek” atau dalam bahasa Indonesianya, nggisek adalah ……………………..… mm (berpikir)
…….….. mmhh (masih berpikir)………….. uhh apa ya? Ah yang jelas nggisek itu adalah
bagian pesisir sungai yang muncul saat
sungai sedang surut, jadi semacam “pantai”nya sungai. Nah, jadi waktu kecil
saya tuh seneng banget maen di nggisek, entah maen bola (pake bola plastik yang
sudah sobek separo, jadi kadang – kadang pas nendang malah kakinya nancep ke
dalam bola), maen golf (bola pake kaleng dan tongkat pake bamboo), rugby (main rebutan bola tenis), bowling (bolanya pake
bola tenis dan pin nya pake pecahan genting), maen kejar – kejaran (nggak jelas
alasan dan aturannya yang penting kejar
kejaran aja), tembak – tembakan (ini juga nggak jelas yang penting maen
tembak aja), jalangkung (?), jenglot (anak kecil apa dukun nih?) dan banyak permainan
tradisional elite yang lainnya yang saya mainkan. Ya nggak terus – menerus di
nggisek sih, tapi memang beberapa permainan pernah saya lakukan di sana. And its sweet memories ;-)
Sungai Bengawan Solo di Ds. Songapan, Kalirejo (dngn sedikit efek warna :) ) |
So, emang nggak Cuma warga Solo aja yang
menikmati manfaat atau sekedar mempunyai kenangan indah bersama sungai Bengawan
Solo. Hampir semua daerah yang dilintasi olehnya merasakan efek kehadirannya. Yah
saya Cuma berharap agar sungai Bengawan Solo tetap di jaga kealamian dan
keutuhannya, kita jaga bersama – sama agar jangan sampai terkotori oleh sampah dan hal
yang lainnya. It is the time to keep our
city lebih bersih dan sehat. Karena kalau bukan kita, lalu siapa lagi?
(sory ngutip iklan sabun).
Sebagai penutup, saya minta maaf kalau
ada yang kurang berkenan, karena ini hanya opiniku saja. Dan kata bijak kali ini:
“Sepahit – pahit
obat itu gunanya untuk menyembukan, sama dengan cobaan hidup, gunanya untuk
menguatkan dan mendekatkan diri kita kepada-Nya”
Ok, see you on the next post…………………
Tidak ada komentar:
Posting Komentar