06 November 2012

Nggawan (Bengawan Solo)

 Yap sebagian sobat readers pasti agak asing dengan kata - kata “nggawan”, taapii, bagi para sobat readers yang berasal dari Bojonegoro pasti sudah sangat akrab dengan kata – kata ini. Ya, nggawan memang bahasa jawa yang diambil dari kata”Bengawan atau sungai yang lebar” dengan tentunya dipengaruhi dialek khas Bojonegoro jadi lah kata “Nggawan” dan kata ini biasa digunakan untuk mengartikan sungai Bengawan Solo.
Oh ya, sebagai sekedar informasi bahwa sungai Bengawan Solo adalah sungai terpanjang di Pulau Jawa (itu menurut mbah Wikipedia sih). Dan seperti namanya, sungai ini berasal dari Solo (ya iyalah, mana mungkin dari hongkong!) atau dinamakan demikian bisa juga karena sungai ini  mempunyai hulu di Solo. Membentang sejauh 548,53 km dari Jawa Tengah sampai ke Jawa Timur, dan bermuara di Kabupaten Gresik. (lagi – lagi menurut Wikipedia)
Bojonegoro pun patut berbangga hati sebagai salah satu daerah yang dilintasi oleh sungai Bengawan Solo, karena sungai ini sangat terkenal sob! Bukan hanya di Indonesia, tapi juga di manca Negara. Gara – garanya tidak lain dan tidak bukan memang karena lagu Bengawan Solo yang diciptakan oleh mbah Gesang yang memang melegenda. Bengawan Solo………Air mengalir sampai jauh…….. akhirnya ke laut…….. (nada ¼ kunci B +).
gambar diambil dari dennysakrie63.wordpres.
  Bahkan di Bojonegoro sampai dibuatkan tempat yang bernama Taman Bengawan Solo!. Terletak di sepanjang pinggir bengawan Solo  di dekat pasar Kota Bojonegoro. Di situ kita bisa duduk – duduk sambil nongkrong, ditemani oleh segelas kopi ataupun teh manis. Sambil menikmati hamparan sungai Bengawan Solo yang membentang, angin semilir berhembus sepoi - sepoi, nyiur melambai – lambai, pasir semi putih yang menghampar (ini sungai apa pantai sih??). Sebenarnya saya ada impian bahwa nantinya TBS (Taman Bengawan Solo) akan mempunyai balkon atau suatu pelataran yang agak luas dan terletak condong kearah sungai, di tempat tersebut di beri gazebo – gazebo untuk nongkrong dan disekitar kawasan tersebut dijadikan kawasan hijau / ditanami pohon – pohon seperti pinus, dsb. Seperti taman – taman di luar negeri gitu, kalau itu terwujud Wah nanti pasti bakalan lebih syahdu.
Dan kita bisa melihat di kejauhan, beberapa orang yang sedang menyeberangi sungai Bengawan Solo menggunakan rakit. Oh ya, orang yang biasa menjajakan jasa menyeberangkan orang di sungai ini disebut penambang, jadi bukan orang yang menambang mineral ataupun bahan tambang yang lain, tapi istilah penambang di sini memang ditujukan untuk mereka. Saya kurang tahu juga kenapa kok disebut demikian, tapi menurut analisis dan hipotesis dari FR Studio (ilmiah baangeeet), mungkin jaman doeloe, orang – orang yang menyeberangkan menggunakan rakit tersebut juga menggunakan tali tambang yang melintang / memotong bengawan solo, jadinya mereka ga pakai galah ataupun mesin seperti sekarang, tapi menarik rakit dengan tangan kosong yang berpegangan pada tali tambang tersebut, makanya disebut penambang atau berarti orang yang menggunakan tali tambang. (kalo gak salah :p ).
Seperti halnya di tempat lain, sungai merupakan salah satu elemen yang sangat penting. Itu tentu tidak lepas dari sifat manusia yang membutuhkan air yang sangat banyak untuk berbagai keperluan. Di berbagai tempat yang lain, sungai ada yang dimanfaatkan sebagai jalur transportasi, tempat mencari  mata pencaharian, tempat berniaga, bahkan sampai dijadikan sebagai objek wisata. Nah, di Bojonegoro, sungai Bengawan Solo dimanfaatkan sebagian besar untuk irigasi pertanian. Walaupun toh memang kurang bisa menjangkau daerah yang agak jauh dari sungai. Namun selain dari sungai Bengawan Solo, juga masih ada sungai – sungai kecil / anak sungai bengawan Solo yang bisa digunakan untuk keperluan irigasi tersebut. Cara mengambil air dari sungai tersebut tentu saja menggunakan mesin diesel yang berfungsi menyedot air dari sungai dan kemudian memompakannya ke parit – parit atau pipa –pipa yang kemudian dialirkan ke masing – masing sawah. Selain untuk pengairan pertanian, sungai Bengawan Solo di Bojonegoro juga banyak dimanfaatkan untuk diambil pasirnya. Terlepas masalah ke-legalan usahanya, namun pengambilan pasir sebagai material bangunan ini sedikit banyak juga membuka lapangan kerja dan sumber rezeki bagi sebagian warga Bojonegoro. Walaupun dalam waktu akhir – akhir ini disoroti karena terkait dampak lingkungan, tapi sebenarnya menurut saya sah – sah saja asal tidak berlebihan dan melampaui batas. Dan memang perlu adanya solusi bersama mengenai penataan area – area mana saja yang boleh diusahakan dan izin – izn mengusahakanya.
Itulah tadi beberapa manfaat yang diambil dari sungai Bengawan Solo yang ada di Bojonegoro. Tapi saya ada kenangan waktu kecil tentang Bengawan Solo, yaitu saya dulu seneng banget main ke “Nggisek” atau dalam bahasa Indonesianya, nggisek adalah ……………………..… mm (berpikir) …….….. mmhh (masih berpikir)………….. uhh apa ya? Ah yang jelas nggisek itu adalah bagian pesisir sungai yang  muncul saat sungai sedang surut, jadi semacam “pantai”nya sungai. Nah, jadi waktu kecil saya tuh seneng banget maen di nggisek, entah maen bola (pake bola plastik yang sudah sobek separo, jadi kadang – kadang pas nendang malah kakinya nancep ke dalam bola), maen golf (bola pake kaleng dan tongkat pake bamboo), rugby (main rebutan bola tenis), bowling (bolanya pake bola tenis dan pin nya pake pecahan genting), maen kejar – kejaran (nggak jelas alasan dan aturannya yang penting kejar  kejaran aja), tembak – tembakan (ini juga nggak jelas yang penting maen tembak aja), jalangkung (?), jenglot (anak kecil apa dukun nih?) dan banyak permainan tradisional elite yang lainnya yang saya mainkan. Ya nggak terus – menerus di nggisek sih, tapi memang beberapa permainan pernah saya lakukan di sana. And its sweet memories ;-)
Songapan
Sungai Bengawan Solo di Ds. Songapan, Kalirejo (dngn sedikit efek warna :) )

So, emang nggak Cuma warga Solo aja yang menikmati manfaat atau sekedar mempunyai kenangan indah bersama sungai Bengawan Solo. Hampir semua daerah yang dilintasi olehnya merasakan efek kehadirannya. Yah saya Cuma berharap agar sungai Bengawan Solo tetap di jaga kealamian dan keutuhannya, kita jaga bersama – sama agar jangan sampai terkotori oleh sampah dan hal yang lainnya. It is the time to keep our city lebih bersih dan sehat. Karena kalau bukan kita, lalu siapa lagi? (sory ngutip iklan sabun).
Sebagai penutup, saya minta maaf kalau ada yang kurang berkenan, karena ini hanya opiniku saja. Dan kata bijak kali ini:
“Sepahit – pahit obat itu gunanya untuk menyembukan, sama dengan cobaan hidup,  gunanya untuk menguatkan dan mendekatkan diri kita kepada-Nya”
Ok, see you on the next post…………………

Tidak ada komentar:

Posting Komentar